Semuanya harus digabung, sehingga tidak ada yang teraniaya dan terabaikan. Kalau kita hanya memperhatikan sisi rohani semata, kita jadi malaikat. Kalo jasmani jadi binatang.
Kalau akal, akal tidak menjamin kita memperoleh seuatu yang benar, karena ada kebenaran yang tidak terjangkau oleh akal. Jadi harus menggabungkan ketiganya agar menjadi manusia seutuhnya.
Allah berpesan, untuk jangan menganiaya diri. “Perhatikan badanmu, perhatikan kesehatanmu, perhatikan keluargamu.”
Ada sebuah hadits yang berisi, “Seorang yang berakal, selama akalnya belum dikalahkan oleh nafusnya, maka mereka itu mempunyai saat-saat dalam hidupnya. Ada saat dalam berdialog dengan tuhan (baca Al-Quran), berpikir tentang alam raya (menuntut ilmu), melakukan instropeksi, bekerja untuk memenuhi kebutuhan jasmani (makan dan minum), keluarga, dan rekreasi (menyenangkan diri). Waktu ini harus dibagi.”
Kita harus memperhatikan diri, harus indah, harus memperhatikan kesehatan. Saat mengalami kesedihan hingga depresi, ada beberapa orang yang membutuhkan pelarian dengan hal-hal yang mereka sukai, seperti musik. Hal itu diperbolehkan.
Asal, tidak melupakan hal yang paling penting yaitu berhubungan dengan Tuhan. Kita juga dianjurkan untuk mencari sahabat yang dapat membantu dan menghalangi kita melakukan sesuatu yang tidak benar.
Kita harus mengenal diri sendiri serta memperlakukannya sesuai objek yang ingin dipelihara. Dan jangan sampai merusak mental apalagi menjadikan kita lengah terhadap kewajiban. Itulah yang diajarkan agama untuk mencintai diri sendiri, self love.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru 21 Oktober 2022 dengan Tema Pintu-pintu Pahala dan Penghapus Dosa
Itulah penjelasan mengenai pentingnya self love, dan bagaimana agama mengajarkan kita untuk mencintai diri. Jadi, jangan lupa untuk mencintai diri sendiri ya.***(Syaalma Difatka)