Materi Khutbah Jumat 30 September 2022 Terbaru, Tema: Pertolongan dan Ampunan Datang dari Allah SWT

- 27 September 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.
Ilustrasi Khutbah Jumat. /beingboring/ Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM – Berikut materi Khutbah 30 September 2022 terbaru, singkat, dan menyentuh hati dapat Anda lihat dalam artikel ini.

Bagi anda yang bertugas sebagai khutbah Jumat pada tanggal 30 September 2022, bisa catat dan pelajari materi khutbah Minggu keempat.

Tidak terasa sudah berada di akhir tahun, manusia disibukkan dengan berbagai aktivitas yang padat dan itu membuat lupa akan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Pekerjaan dan hiburan salah satu aktivitas seseorang yang kerap kali dilakukan, namun harus diimbangi dengan kewajiban utama, yakni beribadah dan terus menebar kebaikan jelang akhir tahun.

Baca Juga: Download 33 Link Twibbon Gratis Peristiwa G30S PKI untuk Memperingati 30 September 1965 dengan Desain Terbaru

Seperti diketahui, orang baik acapkali diuji dengan beragam musibah atau masalah yang membuat Iman dan Taqwa mulai goyah, serta mudah kembali jalan yang salah.

Kendati demikian, kita harus memperbanyak kebaikan yang dimulai dengan Intropeksi diri dan memperbaiki cara beribadah kita agar kedepannya bisa menjadi kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya.

Contoh materi khutbah Jumat terbaru pada 30 September 2022 memudahkan para petugas khutbah jumat dalam membawakan materi, karena materi kali ini sangat mudah dipahami, jelas, dan ringkas.

Untuk lebih lanjut, berikut khutbah Jumat spesial minggu keempat September 2022 bertema, 'Pertolongan dan Ampunan Datang dari Allah SWT,’ sebagaimana dikutip Seputarlampung.com dari laman suaramuhammadiyah.id, disusun oleh Ilham Lukmanul Hakim, Ilham Lukmanul Hakim Staf BKSA MPS PWM DI. Yogyakarta.

Baca Juga: Siap-siap Kartu Prakerja Gelombang 46 Segera Dibuka, Siapkan Syarat dan Daftar Langsung ke www.prakerja.go.id

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن .فَياَعِبَادَ اللهِ أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas limpahan nikmat dan rahmat kepada seluruh umat manusia. Diantara nikmat itu ialah nikmat kesehatan, betapa besar nikmat sehat itu, sehingga tidak ada yang kita inginkan dalam keadaan sakit kecuali kesembuhan. Sungguh sehat adalah nikmat yang kerap lupa disyukuri. Mudah-mudahan kita termasuk hambanya yang pandai bersyukur.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kepada Beliaulah hendaknya kita istiqomah mengambil percontohan. Yakni percontohan terbaik dari seorang manusia pilihan Allah yang berbudi pekerti mulia.

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia

Al-Qur’an menjelaskan bahwa seseorang, apabila dikelilingi oleh bahaya dan bencana dengan kematian berada di depan mata, maka perasaannya dengan bulat akan menyerah kepada Allah semata. Sebagaimana penumpang kapal laut yang tiba-tiba diterpa badai dan hantaman ombak dari segala penjuru, saat itu ia sadar hanya kuasa Allah yang tidak terbatas lah yang bisa menolongnya.

…جَاۤءَتْهَا رِيْحٌ عَاصِفٌ وَّجَاۤءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَّظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ اُحِيْطَ بِهِمْۙ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ لَىِٕنْ اَنْجَيْتَنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ

… tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), “Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Yunus 10 :22)

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat 30 September 2022 Terbaru, Tema: Cara Meraih Ketentraman Hidup di Dunia dan Akhirat

Tidak ada yang lain, hanya Allah saja yang ia ingat. Memohon dengan penuh keikhlasan, bahkan bernazar agar dikeluarkan dari marabahaya di hadapannya. Tidak ada lagi kecongkakkan, dialektika, kekuatan, kecerdasan yang ia sombong-sombongkan.

Tidak ada lagi saudara maupun berhala tempat ia memohon pertolongan. Jabatan kehilangan kuasanya, perhiasan bertahta berlian telah padam cahayanya. Padahal sebelumnya ia merasa gembira karena perjalanan baru telah dimulai, angin pun bertiup dengan baik mengembangkan layar.

Hanya apabila telah berlalu keadaan kritis, selamat dari kepungan marabahaya, ia kembali melakukan kezaliman.

Membusungkan dada, karena pikiran semata-mata kemampuan dirinyalah yang telah menyelamatkan ia dari bencana. Lupa bahwa sebelumnya ia baru saja tersungkur mengharap pertolongan, dengan bulat menyerah kepada Allah SWT karena telah lucut segala kemampuan dan kekuatan yang lama ia banggakan.

Merasa aman telah keluar dari lautan, tak akan terkena lagi bencana serupa di daratan. Padahal apabila hendak kembali ke kampung halaman, bukankah lautan luas itu juga yang akan ia lewati.

Bersenang-senang dan berpaling melupakan jasa Allah yang telah menyelamatkannya. Apakah ia mengira tanah yang ia pijak tidak dapat meletus, terbelah menelan segala yang dipermukaan, longsor, dan juga banjir, bagaimana pula dengan petir?

Jika hanya karena berada di darat membuat ia merasa aman dari badai serta hantaman ombak di tengah laut, bukankah dulu Allah pernah menurunkan azab berupa banjir besar yang bahkan lebih tinggi dari gunung?

Baca Juga: Jawaban Tema 4 Kelas 5 SD/MI Halaman 8 Ayo Menulis, Sebutkan Pengertian dari Pantun

Jika berada dalam rumah yang kuat sekokoh gunung membuat ia merasa congkak dari ancaman apapun yang dia dan nenek moyangnya pernah alami, bukankah Allah dulu pernah menurunkan azab berupa petir diiringi suara yang amat keras hingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya seolah-olah mereka belum pernah tinggal di rumah itu ?

Jika hanya karena memiliki pasukan besar membuat ia merasa aman dari kekalahan, bukankah Allah dulu juga pernah mengutus burung Ababil, sehingga membuat pasukan bergajah Abrahah mengalami bencana yang amat mengerikan?

Rasulullah pernah bersabda, bahwa surga dan neraka itu amat dekat sekali. Lebih dekat dari tali sandal yang kita pakai.

حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ مَسْعُودٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ وَالْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ صحيح البخاري : 6488

… dari Abu Wail dari Abdullah radhiallahu’anhu menuturkan, Nabi ﷺ bersabda, “Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu.”

Lebih dekat dari tali sandal, berarti jalan menuju surga dan neraka telah jelas dan mudah. Yakni syurga dengan jalan ketaatan, sedangkan neraka dengan jalan kemaksiatan. Lebih dekat dari tali sandal juga berarti kematian itu selalu dengan manusia, ia telah siap membersamai setiap orang yang hendak keluar dari pintu meninggalkan rumahnya, pergi ke halaman yang jauh lebih luas tak berujung.

Hanya saja, meskipun telah jelas setiap hari kita melihat dan mendengar kabar orang meninggal, baik dari lingkungan sendiri ataupun melalui tayangan televisi yang mengabarkan bencana yang sedang terjadi, rasa-rasanya kepada diri kita sendiri sajalah kematian itu tidak akan pernah menjemput. Padahal kita tahu bahwa bermilyar-milyar orang telah dan sedang hidup, tak ada satupun dari mereka yang kekal abadi.

Baca Juga: PIP 2022 untuk SD-SMK Gagal Cair ke 9 Tipe Siswa Ini, Mengapa? Berikut Update Pencairan per 27 September

Hadiri yang berbahagia

Sebagaimana sembuh badan dari sakitnya, segar setelah haus, dan subur setelah tandus, hendaklah kita tidak lupa berterimakasih dan insyaf. Bahwa segala pertolongan dan ampunan datang karena kehendak Allah semata.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah Kedua

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah