Khutbah Jumat Baru Rilis 15 Juli 2022 Bulan Dzulhijjah Tema: Belajar dari Kesuksesan Nabi Ibrahim

- 14 Juli 2022, 16:48 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.
Ilustrasi Khutbah Jumat. /nikolasc62/ Pixabay

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk selalu berusaha, berdoa, dan tawakkal kepada Allah SWT. Dalam konteks hari Idul Adha kemarin, Nabi Ibrahim selalu bekerja keras untuk melaksanakan perintah. Ia bekerja cerdas dengan mengklarifikasi mimpi hingga tiga kali, juga mendiskusikannya dengan Nabi Ismali AS. Dengan demikian, Nabi Ibrahim menerima perintah Allah tersebut dan mengerjakannya dengan ikhlas, tujuannya hanya kepada Allah SWT dan akhirnya perintah dilaksanakan dengan sukses dan tuntas.

Nabi Ibrahim adalah pribadi yang arif bijaksana, nabi yang cerdas dan pintar. Ketika berdakwah pada masyarakat, dia menguasai berbagai bahasa, paham ajaran, mengerti sosiologi, dialektika dan adat istiadat mereka. Sehingga masyarakat yang didakwahi Nabi Ibrahim tidak dapat membantah hujjah dan dalil Nabi Ibrahim.

Keteladanan Nabi Ibrahim di atas penting untuk diamalkan generasi bangsa dengan selalu rajin dan giat belajar dalam menguasai ilmu pengetahuan. Setiap Muslim wajib untuk mempelajari berbagai ilmu yang menjadi kebutuhan hidupnya, seperti ilmu agama, kedirgantaraan, militer, sosial, kedokteran, maupun ilmu yang menjadi kebutuhan masyarakat. Hal itu agar tercipta masyarakat yang sejahtera, maju, dan bermartabat. Barang siapa tekun, ia akan akan dapat, barang siapa bersabar akan dapat, siapa menanam pasti menuai, di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan. Pemuda harus bangkit dan bergerak demi meneladani perjuangan Nabi Ibrahim AS.

Baca Juga: Profil SMA Swasta Terbaik Kota Malang Jawa Versi LTMPT Masuk Top 1000 Nasional Nilai UTBK 2021, Ada Pilihanmu?

Hadirin yang Berbahagia

Rahasia kesuksesan Nabi Ibrahim yang ketiga adalah sosok yang dermawan dan peduli sosial. Nabi Ibrahim tidak pernah makan pagi dan makan sore, kecuali disertai oleh kawan, walaupun harus berjalan jauh untuk mencari kawan yang mau makan bersama. Dalam konteks refleksi hari raya Idul Adha, kita diperintahkan untuk meneladani Nabi Ibrahim AS. Bahwa jangankan harta, tenaga, maupun pikiran, bahkan putra yang shalih pun akan dikorbankan demi menjalankan perintah Allah SWT.

Kita tidak diperintahkan menyembelih putra kita, namun hanya diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, juga diperintahkan untuk menjadi seorang yang peduli sosial, membantu sesama yang membutuhkan. Terutama bagi saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah.

Mari dalam semangat hari raya Idul Adha ini, kita menyisihkan sebagian harta untuk membantu saudara yang sedang tertimpa musibah. Semoga mereka diberi ketabahan, kesabaran, dan kemudahan dalam menghadapi penderitaan. Serta semakin menambah keimanan kepada Allah agar musibah ini segera berakhir dengan baik. Aamiin.

Halaman:

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Jatim NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah