Teks Khutbah Jumat Hari Ini 17 Juni 2022, Tema: Bulan Dzulhijjah Momentum untuk Memperbaiki Diri

- 17 Juni 2022, 07:00 WIB
IlustrasiTeks Khutbah Jumat Hari Ini 17 Juni 2022, Tema: Bulan Dzulhijjah Momentum untuk Memperbaiki Diri
IlustrasiTeks Khutbah Jumat Hari Ini 17 Juni 2022, Tema: Bulan Dzulhijjah Momentum untuk Memperbaiki Diri /Pixabay/hisalman

Di sisi lain, sebagian kalangan yang minim ilmu dan iman, saat melihat para pendosa yang belum disiksa, mereka juga tertipu. Demi melihat orang-orang jahat dan para ahli maksiat tidak mendapatkan hukuman atas perbuatan mereka, hal itu mendorong mereka untuk mengikuti langkah buruk mereka. Sebab sejatinya keburukan itu lebih gampang menularnya dibanding kebaikan. Menularkan keburukan tak perlu kampanye susah payah. Cukup lakukan dan berikan contoh, niscaya akan banyak yang meniru. Sebaliknya, kebaikan harus disebarkan dengan susah payah agar orang mau mengikutinya.

Merekalah orang-orang yang tertipu dengan penundaan azab dari Allah ta’ala. Semoga kita terhindarkan dari tipe manusia semacam itu.

Sidang Jum’at yang diberkahi Allah…

Sebagaimana telah maklum, bahwa dosa itu terbagi menjadi dua. Ada dosa besar dan ada pula dosa kecil. Dosa besar contohnya: syirik, pergi ke dukun, meninggalkan shalat, berzina dan lain-lain. Adapun dosa kecil, di antara contohnya adalah mengumbar pandangan mata, alias jelalatan.

Di zaman kita ini, banyak orang yang meremehkan dosa besar, apalagi dosa-dosa kecil. Fenomena tersebut terjadi karena lemahnya iman dan pengagungan kepada Allah ta’ala.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengingatkan,

“إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا. قَالَ أَبُو شِهَابٍ بِيَدِهِ فَوْقَ أَنْفِهِ”
“Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan ia sedang duduk di kaki gunung dan merasa khawatir jikalau gunung itu runtuh menimpanya. Adapun orang pendosa, ia melihat dosa bagaikan lalat yang lewat di depan hidungnya seraya berkata “begini”. Ibnu Syihab menafsirkan: yakni mengebutkan tangannya di depan hidung untuk mengusir lalat tersebut”. R. Bukhari

Suatu ketika Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu pernah berkata kepada sebagian muridnya,

“إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنْ الشَّعَرِ، إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْمُوبِقَاتِ”.
“Sesungguhnya kalian terkadang melakukan suatu dosa yang kalian pandang lebih kecil dari pada biji gandum, padahal di masa Nabi shallallahu’alaihiwasallam kami menganggapnya sebagai dosa besar yang membinasakan”. R. Bukhari.

Anas radhiyallahu’anhu bukan sedang mengatakan bahwa dosa besar di masa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam akan dihitung sebagai dosa kecil setelah beliau wafat. Namun itu semata-mata karena pengetahuan para sahabat akan keagungan Allah yang lebih sempurna. Makanya dosa kecil bagi mereka -jika sudah dikaitkan dengan kebesaran Allah- akan menjadi sangat besar.

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah