Khutbah Jumat Terbaru 15 April 2022 di Bulan Ramadhan 1443H Tema Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

- 12 April 2022, 22:00 WIB
Kkhutbah Jumat terbaru 15 April 2022 di bulan Ramadhan 1443H tema keistimewaan malam lailatul qadar.
Kkhutbah Jumat terbaru 15 April 2022 di bulan Ramadhan 1443H tema keistimewaan malam lailatul qadar. /Pixabay/mucahiyatyildiz

SEPUTARLAMPUNG.COM - Berikut adalah teks khutbah Jumat terbaru 15 April 2022 di bulan Ramadhan 1443 H dengan tema keistimewaan malam lailatul qadar.

Malam lailatul qadar adalah malam yang selalu dinantikan dan di cari oleh seluruh umat islam.

Banyak mereka yang ingin bertemu malam lailatul qadar.

Di bulan Ramadhan ini, baiknya kita selalu meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT.

Dilansir seputarlampung.com dari khutbahsingkat.com berikut adalah teks khutbah Jumat terbaru 15 April 2022 di bulan Ramadhan dengan tema keistimewaan malam lailatul qadar.

Baca Juga: Tata Cara Sholat Tasbih di Bulan Ramadhan 2022, Ini Keutamaannya, Raih Kemudahan Dunia dan Akhirat

Khutbah pertama:

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ غُرَّةَ وَجْهِ الْعَام. وَأَجْزَلَ فِيْهِ الْفَضَائِلَ وَالْإِنْعَام. وَشَرَّفَ أَوْقَاتَهُ عَلَى سَائِرِ الْأَوْقَاتِ وَفَضَّلَ أَيَّامَهُ عَلَى سَائِرِ اْلأَيَّام. وَخَصَّ نِصْفَهُ الْأَخِيْرَ بِمَزِيْدِ فَضْلٍ وَإِكْرَام. فَسُبْحَانَهُ مِنْ إلهٍ أَيْقَظَ فِيْهِ قُلُوْبًا كَانَ لَهَا إِلَى الْخَيْرَاتِ وُثُوْبٌ وَإِقْدَام. أَحْمَدُهُ عَلَى إِحْسَانِهِ الْعَام. وَأَشْكُرُهُ عَلَى التَّوْفِيْقِ لِلْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَام. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ مَنْ قَالَ رَبِّيَ اللهُ ثُمَّ اسْتَقَام. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ. وَأَتْقَى مَنْ تَهَجَّدَ وَقَام. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الْأَنَام.(أَمَّا بَعْدُ) فَيَآ أَيَّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الْآثَام. فَإِنَّ شَهْرَكُمْ قَدْ أَخَذَ فِي النَّقْصِ وَالْاِنْصِرَام

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah …

Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sesungguhnya bulan suci Ramadlan telah mulai berkurang dan habis.

Oleh karena itu, marilah kita bersungguh-sungguh dalam beramal. Barangsiapa di antara kita yang telah berbuat baik, maka tetaplah demikian hingga sempurna. Dan barangsiapa yang melaluinya dengan kecerobohan, maka akhirilah bulan Ramadlan ini dengan amal-amal baik. Karena baik buruknya amal tergantung pada akhir amal itu. Sebagaimana dikatakan oleh para ulama’

إِنَّمَا الْأُمُوْرُ بِخَوَاتِمِهَا

“Sesungguhnya (baik jeleknya) perkara tergantung akhir dari perkara itu.”

Baca Juga: Link Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia di Kemdikbud 2022 bagi Guru, Dosen, Calon Mahasiswa S1-S3

Hadirin yang berbahagia…

Salah satu keistimewaan dan keagungan bulan Ramadan adalah di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan atau yang lebih dikenal dengan nama Lailatul Qadar.

Bahasa “Lailatul Qadar” diabadikan dalam kitab suci Al-Quran, di surat Al-Qadar ayat 1-3:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Sahabat Mujahid RA menceritakan tentang sejarah diturunkannya surat ini. Ketika itu, sampailah kepada para sahabat tentang berita bahwa dahulu kala pernah ada seorang dari kalangan Bani Israel yang berperang di jalan Allah SWT terus-menerus selama seribu bulan. Selama itu pulalah konon ia tak pernah sekalipun meletakkan pedangnya.

Para sahabat terkagum-kagum betapa kuatnya orang itu. Hal inipun lantas disampaikan kepada Rasulullah SAW, lalu menyusul kemudian turunlah surat Al-Qadar. Allah berfirman dalam hadis qudsi-Nya, “Malam Lailatul Qadar masihlah lebih baik daripada seribu bulan yang dilakukan lelaki Bani Israil tersebut. Dimana ia tak pernah meletakkan senjatanya.” (Tafsir Mujahid, hlm.740)

Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah..

Mengenai waktunya, para ulama silang pendapat mengenai kapan tepatnya malam Lailatul Qadar jatuh. Pendapat mayoritas ulama, malam Lailatul Qadar jatuh setiap tahun. Dan ada yang mengatakan malam Lailatul Qadar jatuh pada satu hari di antara sepuluh tanggal terakhir bulan Ramadan.

Ada pendapat lain yang mengatakan satu hari diantara sepuluh awal bulan ramadan, ada yang mengatakan hanya jatuh malam-malam yang ganjil saja, dan bahkan ada yang persis mengatakan akan jatuh setiap tanggal tujuh belas, seperti pendapat yang diungkapkan oleh Al-Hasan, Ibn Ishaq dan Abd Ibn Zubair RA.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Daftar Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta Terbaik di Sumatera Barat Berdasarkan Nilai UTBK 2021

Sementara pendapat ‘Aly, ‘Aisyah, Muawiyah, dan Ubay bin Ka’ab RA, malam Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh tujuh. Lalu ada pula yang mengatakan bila malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke dua puluh satu.

Juga ada yang berpendapat di malam ke dua puluh tiga. Akan tetapi pendapat yang paling masyhur dan sahih, seperti diutarakan oleh Syaikh Ibn Jarir Al-Thabari dalam tafsirnya, malam Lailatul Qadar biasanya jatuh pada salah satu dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. (Tafsir Al-Qurthubi, XX/135)
Kita tidak perlu memperdebatkan sebenarnya kapan terjadinya malam lailatul Qadar. Karena dari berbagai keterangan kita bisa menyimpulkan bahwa malam laitatul Qadar terjadi malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Oleh karena itu, di 10 malam terakhir ini mari kita gunakan sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah.

Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah..

Banyak keutamaan malam tersebut. Beberapa di antaranya, malam Lailatul Qadar adalah malam yang apabila seseorang beribadah tepat di malam itu, pahalanya akan “Lebih baik daripada seribu bulan”.

Jika melihat secara tekstual kalimat, seribu bulan yang dimaksud adalah delapan puluh tiga tahun. Namun kebanyakan kalangan ahli tafsir memiliki pandangan lain, jika yang dimaksud dengan “lebih baik dari seribu bulan” adalah seribu bulan yang tanpa Lailatul Qodar di dalamnya.

Tidak berhenti sampai disitu, keutamaan lain malam Lailatul Qadar adalah, pada malam itu para malaikat turun ke dunia atas kehendak Allah SWT. Malaikat akan mendoakan dan mengamini siapa saja orang mukmin yang ditemui tengah berdoa atau beribadah kepada-Nya.

Amalan apapun yang dilakukan di malam Lailatul Qodar ini, akan dilipat gandakan pahalanya. Sesuai yang disampaikan Imam Sufyan Al-Sauri, “Sampai padaku dari Mujahid RA. bahwa malam Lailatul Qodar lebih baik dari seribu bulan. Yaitu, amalan-amalan, puasa, dan ibadah yang dilakukan pada malam itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Tafsir Ibn Katsir, VIII/427)

Baca Juga: Apakah Sudah Tahu Perbedaan antara Universitas dan Institut? Simak Penjelasan Selengkapnya, Jangan Tertukar!

Artinya mulai dari salat tarawih yang kita lakukan, salat tahajud, witir, hajat, dan bacaan Alqurannya, semua lebih baik daripada seribu bulan. Dalam salah satu hadis disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ – أَيْ الْعَشْرُ الْأَخِيرَةُ مِنْ رَمَضَانَ – شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ (متفق عليه)

“Nabi SAW apabila sudah memasuki sepuluh –maksudnya sepuluh hari terakhir Ramadhan- beliau ‘mengencangkan ikat pinggangnya’, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah..

Akhirnya, mari kita berusaha dan berdoa semoga kita bisa mendapati malam lailatul Qadar di bulan Ramadhan ini. Amiin..

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم. إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ. وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ . وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لا يُشْرِكُونَ. وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ. أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ تَعَالَى جَوّاَدٌكَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَّحِيْم

Khutbah kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Demikian khutbah Jumat terbaru 15 April 2022 di bulan Ramadhan 1443H dengan tema keistimewaan malam lailatul qadar.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: KhutbahSingkat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah