Ayat ini menjelaskan bahwa semua urusan kembali kepada Allah Ta’ala. Dialah satu-satunya tempat bergantung. Dan membantah keyakinan orang-orang musyrik Arab yang meyakini banyak Tuhan. Mereka menyembah Allah dan juga menyembah selain Allah. Kalau semua urusan hanya di tangan Allah. Hanya kembali kepada Allah. Dan Allah tidak butuh sekutu dalam urusan-urusan tersebut. Maka untuk apa Tuhan-Tuhan selain Allah.
Baca Juga: BEASISWA UJUNG NEGERI Universitas Pertamina bagi Lulusan SMA yang Berasal dari Daerah Tertinggal
Ayat ketiga:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Ayat ini menetapkan bahwa Allah tidak memiliki anak. Dan Allah ada tidak lewat perantaraan orang tua. Dan ayat ini sekaligus membantah akidah Yahudi dan Nasrani yang meyakini Allah memiliki anak.
وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ عُزَيْرٌ ٱبْنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَى ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ ٱللَّهِ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَٰهِهِمْ يُضَٰهِـُٔونَ قَوْلَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَبْلُ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُ أَنَّىٰ يُؤْفَكُون
“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? [Quran At-Taubah: 30].
Ayat keempat:
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ