Tak Banyak yang Tahu, Ini Rahasia di Balik Peci Hitam Miring dan Kemeja Putih Gus Baha yang Nyentrik

2 Oktober 2020, 13:55 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Baha. //dok. nu.or.id

 

SEPUTAR LAMPUNG - Sejumlah ulama menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah yang mampu menjangkau banyak kalangan terutama generasi milenial.

Sebagaimana kita tahu, media sosial kini menjadi teman sehari-hari orang masa kini. Maka, dengan strategi menjemput bola, ulama masa kini hadir dengan cara-cara berdakwah yang kekinian.

Sehingga meski mungkin sangat jarang datang ke majelis taklim, sejumlah orang muda cukup familiar dengan ustadz yang kondang di media sosial. Gus Baha salah satunya.

Ceramah ulama yang bernama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini banya tersebar di internet.

Mulai di Youtube, Facebook, dan berbagai aplikasi media sosial lainnya. Meski berpenampilan sederhana, Gus Baha bukan orang ecek-ecek secara keilmuan.

Baca Juga: 6 Benda Ini Sering Lupa Dibersihkan, Jutaan Bakteri Bisa Bersarang Tanpa Kita Sadari

Dikutip SEPUTAR LAMPUNG dari Portal Jember, Gus Baha telah selesai menghafal Al Quran sejak masih kecil. Kakek buyutnya dikenal sebagai ulama ahli Quran dan qiraat.

Saat remaja, ia mondok di Pondok Pesantren (PP) Al Anwar, Sarang, Rembang, yang diasuh KH Maimoen Zubair atau yang biasa disapa Mbah Moen.

Saat di Sarang itulah kealiman Gus Baha di bidang agama makin mumpuni. Ia menguasai tafsir, hadits, fikih, dan Bahasa Arab. Banyak kitab-kitab klasik yang telah dikuasainya.

Meski demikian, di berbagai pengajian yang ia hadiri, Gus Baha tetap berpenampilan sederhana.

Ia selalu memakai kemeja putih lengan panjang dan peci hitam yang sering dipakai agak miring ke belakang. Khas penampilan santri, walau bukan berstatus santri lagi.

Baca Juga: Bacaan Surah An Nas, Arab, Latin, dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Mengenai kemeja putih lengan panjang dan peci hitam itu, ada rahasia tersendiri yang dimiliki oleh Gus Baha.

Dalam video ceramah yang diunggah channel Youtube Santri Nusantara pada 11 Oktober 2019, yang dikutip PORTAL JEMBER pada Jumat 3 Juli 2020, terungkap alasan mengapa Gus Baha selalu mengenakan kemeja putih lengan panjang dan peci hitam.

“Soal peci hitam ini saya ‘korban’ ijtihad,” katanya, disambut tawa para jamaah pengajian.

Saat di Sarang, ketika berstatus sebagai santri, ia pernah mengenakan peci putih. Lalu, dipanggil Mbah Moen.

“Ha, kok kamu pakai peci putih? Itu peci buat orang haji. Di desa-desa itu orang supaya bisa pakai peci putih harus jual sawah, kebun, tanah agar bisa haji. Ini kamu peci lima ribuan bikin orang desa sakit hati.

Baca Juga: 3,3 Juta Pekerja Gagal Terima BLT BPJS Ketenagakerjaan, Ternyata Ini Sebabnya, Cek Nama Anda Segera!

Sakit hati kan dosa. Berarti kalau saya pakai peci putih, bikin dosa? Akhirnya keterusan pakai peci hitam walaupun saya sudah haji,” tuturnya, kembali disambut tawa para jamaah pengajian.

Di PP Al Anwar, kata dia, yang memakai peci putih biasanya kiai dan habaib.

Tetapi, Gus Baha mengakui bahwa di pesantren yang lain justru santri dianjurkan memakai peci putih. Seperti di KH Hamid Pasuruan, Sidogiri, atau Lirboyo, Kediri.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Portaljember.pikiran-rakyat.com dengan judul "Rahasia Peci Hitam dan Kemeja Putih Gus Baha yang Tidak Banyak Orang Tahu".

“Karena memang teks hadits Nabi memakai putih. Sehingga, saya pun agar tetap ikut sunnah Nabi, kemeja saja selalu putih,” kata Gus Baha.

Tetapi, ia mengakui bahwa suatu saat tetap akan memakai kemeja selain putih. Misalnya batik. “Karena kalau semua orang alim pakai baju putih, khawatirnya itu akan dianggap sebagai kewajiban,” katanya.***(Hari Setiawan/Portal Jember)

 

 

 

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler