Apa Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua pada Bulan Muharram? Simak Penjelasan dari Buya Yahya Ini

31 Juli 2022, 19:45 WIB
Buya Yahya. /youtube Kajian islam populer

SEPUTARLAMPUNG.COM – Bagaimanakah hukum puasa Asyura tanpa mengerjakan puasa tasua, Apakah Boleh? Berikut penjelasan Buya Yahya dalam tausiyahnya.

1 Muharram 1444 H menandakan awal tahun baru bagi umat muslim. Pada bulan ini ada amalan inadah sunnah yang sangat dianjurkan, yakni puasa Tasua dan Asyura.

Puasa Asyura dikerjakan pada 10 Muharram dan puasa Tasua dikerjakan sehari sebleumnya, yakni pada 9 Muharram.

Namun terkadang, ada yang hanya mengerjakan puasa Asyura 10 Muharram saja. Bagaimanakah hukumnya, apakah diperbolehkan tidak puasa Tasua 9 Muharram?

Baca Juga: Sumber Daya Alam yang Ada di Indonesia serta Lokasi Sebaran dan Jumlahnya, Rangkuman Materi IPS Kelas 7 SMP

Dikutip Seputarlampung.com dari kanal dari YouTube Buya Yahya berjudul “Hanya Puasa di Hari Asyuro dan Tidak Puasa di Hari Tasua? yang tayang pada 18 November 2019, begini penjelasan Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, puasa pada bulan Muharram yang paling utama dikerjakan adalah puasa pada tanggal 10 Muharram, yakni puasa sunnah Asyura.

"Puasa yang paling utama adalah Asyura, tanggal 10," kata Buya Yahya.

Barangsiapa yang mengerjakan puasa Asyura karena Allah SWT, maka dosa-dosanya setahun yang lalu akan diampuni. Inilah yang jadi keutamaan puasa di tanggal 10 Muharram ini. Hal ini pulalah yang membuat umat muslim berlomba-lomba mengerjakannya.

Baca Juga: Klik 2 Link Live Streaming Indonesia U16 vs Filipina Piala AFF di Link Indosiar, Minggu 31 Juli 2022

“Aku berharap Allah mengampuni dosa-dosa di masa lalu, dosa setahun yang lalu,” terangnya.

“Puasa Asyura kedudukannya adalah sunnah, maka sendiri saja ini adalah sunnah, bukan makruh, karena tidak ada larangan, yang ada adalah pahala bagi yang berpuasa Asyura,” lanjut Buya Yahya.

Kendati demikian, Buya Yahya mengatakan bahwa sangat dianjurkan untuk berpuasa di tanggal 9 Muharram, yakni puasa Tasua. Karena ada sunnah di atas sunnah, sehingga akan mendapatkan kebaikan berlipat.

"Akan tetapi disitu ada sunnah di atas sunnah agar mendapatkan double sunnah, sekaligus menyelisihi kebiasaannya orang Yahudi, ditambah tanggal 9," jelas Buya Yahya.

Jadi, Buya Yahya menegaskan bahwa diperbolehkan hanya berpuasa di tanggal 10 atau puasa Aysura saja dan tetap sah mendapatkan pahalanya.

Selanjutknya, Buya Yahya juga menjelaskan bahwa sebenarnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam juga berniat mengerjakan puasa di tanggal 9 Muharram.

Namun, Nabi SAW tidak sempat mengerjakannya karena Allah lebih dulu memanggilnya.

Baca Juga: Bansos PKH Tahap 3 Belum Cair hingga 31 Juli 2022? Simak Jadwal Resmi Pencairan Bantuan dari Kemensos

"Nabi pernah berkeinginan untuk berpuasa tanggal 9. Maka ulama mengatakan, sunnah memberikan muqoddimah tanggal 9 untuk kesempurnaan tanggal 10," tutur Buya Yahya.

Kesimpulannya, seorang muslim bisa puasa Asyura saja di tanggal 10 Muharram. Namun, jika ingin puasanya sempurna dan berbeda dari orang Yahudi, maka kerjakan puasa Tasua pada tanggal 9 Muharram.

Selain itu, bisa juga ditambah dengan puasa pada tanggal 11 Muharram, tujuannya untuk menyempurnakan agar termasuk golongan yang terbiasa puasa 3 hari setiap bulannya.

“Yang paling utama adalah tanggal 10, kemudian ditambah tanggal 9, ditambah tanggal 11,” ujarnya lagi.

“Puasa tanggal 10 Anda akan mendapat pahala Asyura, yang 9 nya pahala untuk berbeda dengan Yahudi, dan yang 11 nya adalah untuk menyempurnakan agar termasuk golongan orang yang berpuasa sebulan 3 hari,”tutup Buya Yahya.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: YouTube Buya Yahya

Tags

Terkini

Terpopuler