10 November 2022 Hari Apa? Simak Sejarah Singkat Hari Pahlawan dan Kaitannya dengan Pertempuran Surabaya 1945

- 26 Oktober 2022, 21:00 WIB
Kaitan pertempuran Surabaya 1945 dan Hari Pahlawan 10 November.
Kaitan pertempuran Surabaya 1945 dan Hari Pahlawan 10 November. /buku.kemdikbud.go.id

SEPUTARLAMPUNG.COM – Diperingati sebagai hari apakah 10 November? Simak sejarah singkat Hari Pahlawan Nasional beserta kaitannya dengan pertempuran Surabaya 1945.

10 November diperingati bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan Nasional, yang dalam sejarah berkaitan erat dengan peristiwa pertempuran Surabaya 1945.

Hari Pahlawan Nasional pada 10 November diperingati setiap tahun dalam rangka mengenang perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Baca Juga: Per 26 Oktober 2022, Dana PIP 2022 Telah Tersalurkan ke 14,3 Juta Siswa SD, SMP, SMA, SMK, Cek di Link Ini

Sejarah Singkat Lahirnya Hari Pahlawan Nasional

Melansir laman resmi Kementerian Sosial (Kemensos), 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional karena adanya pertempuran di Surabaya.

Saat itu pada 10 November 1945, terjadi pertempuran besar antara tentara Indonesia melawan pasukan Inggris dan Belanda.

Pertempuran Surabaya 1945 tersebut merupakan perang pertama Indonesia dengan pasukan asing setelah deklarasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Dalam catatan sejarah, pertempuran Surabaya tersebut menjadi pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Perjuangan bangsa Indonesia dalam perang melawan pasukan asing itu menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Baca Juga: Inilah 14 Ucapan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022 Memotivasi dan Penuh Makna, Download Logo di Link Ini

Adapun Pahlawan Nasional yang ikut serta dalam pertempuran 10 November 1945 di antaranya adalah:

1. KH. Hasyim Asy'ari

2. Gubernur Surjo

3. Bung Tomo

4. Moestopo

Sebagai informasi, sebelum pertempuran di Surabaya tersebut terjadi, pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat dan menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Indonesia dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.

Sebulan berselang setelah maklumat tersebut, tentara Inggris mendarat di Jakarta pada 25 September 1945.

Baca Juga: Diduga Picu Kanker, Unilever Tarik 19 Produk dari Pasaran, Ada Dove Shampoo dan Tresemme, Ini Daftarnya

Kedatangan pasukan Inggris ke Indonesia adalah untuk melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negaranya.

Selain itu, Inggris juga mengambil tindakan untuk membebaskan tawanan perang yang ditahan Jepang, dan mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.

Tentu saja hal tersebut menyulut kemarahan warga Surabaya. Karena Inggris dan Belanda telah menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.

Sikap ini melahirkan protes keras rakyat Surabaya. Mereka berkerumun di depan Hotel Yamato untuk meminta bendera Belanda diturunkan lalu dikibarkannya bendera Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda namun berakhir tegang.

Peristiwa itu dipicu oleh wali kota Surabaya saat itu, yang juga pemimpin organisasi Indo Europesche Vereniging (IEV) Ploegman, di mana ia mengeluarkan pistol dan mengakibatkan perkelahian di dalam ruang perundingan.

Dalam pertikaian itu Ploegman tewas akibat dicekik oleh pengawal dari wakil Indonesia, Sidik.

Baca Juga: 28 Oktober Ada Peringatan Apa? Ini Sejarah Singkat, Isi Teks, Twibbon, Logo, dan Tema Hari Sumpah Pemuda 2022

Di sisi lain, saat ketegangan terjadi, pengawal Indonesia yang lain, Hariyono dan Koesno Wibowo berhasil merobek bagian biru bendera Belanda, sehingga menjadi warna Merah Putih.

Pada 29 Oktober 1945, Indonesia dan Inggris sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

Namun, kedua belah pihak kembali bentrok pada 30 Oktober 1945, dan mengakibatkan pimpinan tentara Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby tewas tertembak dan mobil yang ditumpanginya diledakan oleh milisi.

Mayor Jenderal Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby mengeluarkan ultimatum untuk Indonesia menyerahkan semua senjata dan menghentikan serangan kepada tentara AFNEI dan NICA.

Jika ultimatum tidak ditaati, maka Inggris akan menggempur Surabaya dari berbagai sisi.

Seluruh Indonesia diminta untuk menyerahkan diri mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.

Rakyat Surabaya sangat marah atas ultimatum itu. Sehingga pecahlah pertempuran pada 10 November yang berlangsung sekitar tiga minggu.

Perlawanan ini dipandu oleh Sutomo, K.H Hasyim Asyari dan Wahab Hasbullah. Dalam pertempuran itu, 6.000 rakyat Indonesia pun gugur.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia pun menetapkan pertempuran 10 November 1945 sebagai Hari Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959.

Demikian sejarah singkat Hari Pahlawan Nasional 10 November dan kaitannya dengan pertempuran Surabaya 1945.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Kemensos RI Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah