13 Tikus Mati dengan Ekor Saling Terikat, Benarkah jadi Tanda Datangnya Wabah Berbahaya? Ini Penjelasannya

- 2 Desember 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi tikus Rat King
Ilustrasi tikus Rat King /Unsplash.com/Joshua J. Cotten

SEPUTARLAMPUNG.COM - Baru-baru ini, fenomena langka terjadi di negara bagian barat laut Eropa Timur, yakni di Estonia. Fenomena tersebut disebut sebagai Rat King atau raja tikus.

Namun, bukan sembarang 'raja'. Rat King merupakan fenomena langka yang terjadi saat belasan tikus mati dengan ekor yang saling terikat.

Ekor tikus-tikus itu bergelung satu sama lain secara misterius. Tikus-tikus itu tidak bisa kemana-mana hingga akhirnya mati satu per satu.

Rat King atau raja tikus adalah fenomena yang sangat langka dan hanya ada 60 kasus dalam hampir 500 tahun terakhir.

Baca Juga: Makam Vanessa Angel akan Dibongkar? Doddy Sudrajat: Lewat Mimpi, Vanessa Minta Dimakamkan dengan Mamanya

Secara mengejutkan, baru-baru ini spesimen Rat King ditemukan di kandang ayam milik peternak bernama Johan di negara Estonia.

Fenomena rat king atau raja tikus yang dalam 500 tahun dianggap mengerikan ditemukan di Estonia dalam sebuah penampakan yang sangat langka.

Fenomena Rat King ini menggemparkan banyak pihak yang kemudian dikaitkan dan dipercaya sebagai pertanda akan datangnya wabah.

Lalu, benarkah fenomena Rat King adalah tanda bahwa wabah berbahaya akan menjangkit dunia?

Baca Juga: 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia, Samakah HIV dan AIDS Sama? Simak Ciri-ciri, Gejala, dan Cara Pencegahan

Melansir dari Galamedia News, percaya atau tidak, temuan Rat King terbaru tersebut diberitakan di bulan yang sama dengan peringatan WHO soal varian baru Covid-19 dengan kategori berisiko sangat tinggi, Omicron.

Namun, belum ada keterangan tentang kaitan antara fenomena Rat King dan wabah berbahaya.

Baru-baru ini, beredar sebuah foto yang menunjukkan fenomena Rat King di sebuah kandang ayam milik Johan Uibopuu dan ibunya di wilayah Tartu, Estonia.

Mereka menemukan 13 ekor tikus, dua di antaranya sudah mati berjuang untuk membebaskan diri setelah ekor mereka “terikat satu sama lain”.

Baca Juga: Fenomena 'Neraka Bocor', Saat Neraka Mengadu pada Allah Lalu Menghembuskan Uapnya ke Bumi

“Pagi itu ibu menelepon dan terdengar sangat kesal. Dia hendak memberi makan burung ketika melihat segunung tikus di pintu masuk. Ibu sangat syok,” ujar Johan.

Setelah syok mereda, mereka mencoba memindahkan tikus-tikus itu tapi hal itu sulit dilakukan.

“Tikus-tikus itu seolah menempel kuat di tanah," katanya seperti dikutip dari Galamedia News, Senin, 29 November 2021 pada artikel berjudul: Kembali Muncul dalam 500 Tahun, Fenomena Langka Rat King Pertanda Datangnya Omicron?

Menurut takhayul, fenomena raja tikus adalah tanda wabah akan segera terjadi dan sejauh ini menjadi satu-satunya catatan rat king hidup di zaman modern.

Andrei Miljutin dari Museum Sejarah Alam Universitas Tartu, yang telah mendokumentasikan satu temuan raja tikus pada tahun 2005, mengambil spesimen di kandang ayam Johan.

“Tikus yang terjebak dalam fenomena raja tikus sama saja dengan menunggu mati. Bahkan jika berhasil lolos dari liang sempit, mereka tidak dapat bergerak normal untuk mencari makan dan sama sekali tidak terlindungi,” lanjut Andrei.

Baca Juga: Fenomena Halo Matahari Pertanda Akan Ada Bencana? Berikut Penjelasan Ilmiah dari Ahli Klimatologi

Biasanya mereka bertahan sampai pertemuan pertama dengan kucing, anjing atau manusia yang akan membunuhnya.

 

Apalagi fenomena Rat King kali ini terjadi di hari pertama musim gugur di mana suhu bisa tutun di bawah nol derajat di malam hari. Jadi masuk akal jike mereka berkelompok agar tetap hangat.

Ia menduga bahwa tikus-tikus itu mati ketika mencoba memasuki lubang kecil yang telah digali karena terlalu semput. Namun, tambahnya, ada kemungkinan sebagian besar fenomena raja tikus memang tidak dilaporkan atau tidak pernah ditindaklanjuti.

Pihak museum memutuskan untuk menyuntik mati tikus-tikus yang terjabak rat king. Ini dilakukan untuk mengakhiri penderitaan tikus-tikus yang terperangkap itu.

 

Kini tikus-tikus yang ekornya saling terikat itu disimpan di museum sebagai dokumentasi dan koleksi.***

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Galamedia News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah