Terus Merugi, SM Entertainment dan YG Entertainment Ditendang dari Daftar Perusahaan dengan Saham Terbaik

- 7 Mei 2021, 15:00 WIB
SM dan YG Entertainment Diturunkan dari Daftar Perusahaan Blue-Chip Teratas Jadi Bisnis Menengah Biasa
SM dan YG Entertainment Diturunkan dari Daftar Perusahaan Blue-Chip Teratas Jadi Bisnis Menengah Biasa /koreaboo

SEPUTAR LAMPUNG - Dua dari tiga raksasa agensi hiburan terbaik di Korea Selatan, SM Entertainment dan YG Entertainment tidak lagi masuk dalam daftar saham perusahaan blue chip.

Dilansir dari Soompi dan Koreaboo, Kedua perusahaan yang menanungi banyak artis dan grup populer di Korea Selatan ini kini diklasifikasikan sebagai perusahaan bisnis menengah.

Sebagai informasi, saham blue chip adalah saham yang dimiliki oleh perusahaan besar dengan reputasi keuangan yang sangat baik.

Baca Juga: Mitos atau Fakta! Badai Sitokin Sebabkan Raditya Oloan Sulit Bernafas: Simak Gejala, Bahaya, dan Cara Mencegah

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Hercai Episode 150 Sabtu, 8 Mei 2021 NET TV: Reyyan Tertampar Ucapan Zehra Hingga Menangis?

Menurut data yang tercatat dalam Sistem Pengungkapan Elektronik Layanan Pengawasan Keuangan penurunan status jenis saham kedua perusahaan ini dilakukan Bursa Saham Korea sejak Senin, 3 Mei 2021.

Penurunan status ini merupakan degradasi pertama bagi kedua perusahaan. 

Dimana SM harus menelan pil pahit setelah berhasil masuk klasifikasi perusahaan blue chip sejak 2008, sementara YG mengalami degradasi setelah 8 tahun berada dalam daftar tersebut [sejak April 2013].

Baca Juga: Hati-Hati, Ini Bahaya Hiperglikemia yang Dialami Sapri Pantun! Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Baca Juga: Mengenal Badai Sitokin dan Komorbid Asma, Penyakit yang Diderita Raditya Oloan Sebelum Meninggal Dunia

Adapun, persyaratan dari Bursa Saham Korea yang tidak dipenuhi menjadi alasan turunnya klasifikasi saham kedua perusahaan tersebut.

Skala bisnis yang ditetapkan untuk tetap berada di klasifikasi saham blue chip adalah perusahaan harus kekayaan bersih lebih dari 70 miliar won (sekitar US$ 62,5 juta) dan telah memperoleh total pendapatan rata-rata lebih dari 100 miliar won (sekitar US$89,2 juta) selama enam bulan terakhir.

Juga tidak boleh ada modal yang dirugikan. Selama tiga tahun terakhir, rata-rata pengembalian ekuitas (ROE) harus lebih dari 5 persen, istilah laba bersih harus melebihi 3 miliar won (sekitar US$2,68 juta), dan penjualan harus melebihi 50 miliar won (sekitar US$ 44,6 juta).

Baca Juga: Masa Bulan Madu Akan Berakhir, Ini Pesan Menyentuh Anang Hermansyah pada Aurel: Sabar Ya Kak, Ini Gak Mudah...

Baca Juga: Update Terbaru Kondisi Sapri Pantun, Ternyata Ada Sesuatu di Kepalanya, Ruben Onsu: Masih Terus Dipantau

Klasifikasi lainnya termasuk bisnis ventura, yang dianggap oleh Korea Exchange sebagai bintang yang sedang naik daun di dunia bisnis menurut berbagai kriteria lain, dan bisnis pertumbuhan teknologi, yang untuk listing baru. Perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori lain ini disebut bisnis menengah.

Berdasarkan skala bisnis mereka sendiri, SM Entertainment dan YG Entertainment sudah memenuhi syarat kekayaan bersih dan pendapatan rata-rata.

Pada tahun lalu , SM Entertainment memiliki kekayaan bersih lebih dari delapan kali lipat dari kriteria minimum yang disyaratkan untuk dianggap sebagai bisnis blue-chip, sementara YG Entertainment memiliki kekayaan bersih lebih dari enam kali lipat dari kriteria minimum yang disyaratkan.

Baca Juga: Bumi Diprediksi Bakal Kejatuhan Roket China Berbobot Puluhan Ton Sabtu Besok, Lokasi Masih Simpang Siur

Baca Juga: Hati-hati ! Beredar Jubah Pastor Dijual Sebagai Baju Koko di Toko Online, Viral di Tiktok

Dalam tiga tahun terakhir (2018-2020), rata-rata penjualan SM Entertainment lebih dari 12 kali lipat dari kriteria minimum yang disyaratkan, sedangkan rata-rata penjualan YG Entertainment lebih dari lima kali lipat dari jumlah yang dipersyaratkan.

Namun, bisnis tersebut terdegradasi berdasarkan hasil negatif dalam laba bersih dan laba atas ekuitas (ROE). Selama tiga tahun terakhir, SM Entertainment mencatat kerugian bersih rata-rata 24,4 miliar won (sekitar US$ 21,8 juta) dan ROE -3,8 persen. YG Entertainment mencatat kerugian bersih 1,8 miliar won (sekitar US$1,6 juta) dan ROE -0,5 persen selama periode yang sama.

SM Entertainment mengalami pukulan serius pada tahun 2020 dengan kerugian bersih sebesar 80,3 miliar won (sekitar US$71,7 juta).

Baca Juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK Akan Dibuka 30 Mei 2021, Berikut Jadwal Seleksinya

Baca Juga: Catat! Syarat, Aturan, Jadwal Operasi Terbaru Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) pada Idul Fitri 2021

Jumlah penjualan mereka mengalami penurunan drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan perusahaan juga mengalami kerugian investasi hingga 13 miliar won (sekitar US$ 11,6 juta) melalui anak perusahaan dan perusahaan patungan mereka.

SM Entertainment telah memperluas merger dan akuisisi dari 2017-2018, tetapi akhirnya menderita kerugian dalam periklanan dan waralaba makanan dan minuman karena pandemi Covid-19.

Di sisi lain, YG Entertainment mengalami kemerosotan dalam bisnis utama produksi musik dan manajemen artis.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV, Tayang Radha Krishna Hari Ini Jumat 7 Mei 2021: Ada Uttaran Episode Baru dan Kulfi

Meskipun perusahaan mencatat keuntungan bisnis 17,6 miliar won (sekitar $ 15,7 juta) pada 2018, keuntungan bisnis turun menjadi 7,6 miliar won (sekitar US$ 6,78 juta) pada 2019 dan 7,7 miliar won (sekitar US$ 6,87 juta) pada 2020.

Dari tiga agensi besar di Korea Selatan (SM, YG, dan JYP Entertainment), hanya JYP Entertainment yang mempertahankan statusnya sebagai perusahaan dengans saham blue chip.

Meskipun rata-rata penjualan perusahaan milik Park Jin Young itu selama tiga tahun terakhir merupakan yang terendah dari tiga perusahaan agensi terbesar di Korea Selatan, namun menunjukkan konsistensi dengan meningkatkan laba bersih sebesar 20-30 miliar won setiap tahun. Dalam kurun waktu yang sama, ROE-nya mencapai 18 persen.

Baca Juga: Jadwal Terbaru Operasional Bandara Syamsudin Noor Selama Larangan Mudik Lebaran Idul Fitri 2021

Analis saham berteori bahwa fluktuasi kinerja ini mungkin disebabkan oleh banyaknya anak perusahaan yang dimiliki SM dan YG.

Teori lain, struktur tata kelola yang transparan dari JYP Entertainment, di mana Park Jin Young berfokus pada produksi konten dan menyerahkan peran chief executive officer dan chief financial officer kepada orang lain, mencegah ekspansi bisnis sembrono yang dapat berasal dari memiliki satu pemilik.

Park Jin Young juga telah menetapkan sistem produser di JYP Entertainment untuk mengurangi perannya sendiri sebagai produser di perusahaannya dan untuk mencegah fluktuasi kualitas di seluruh album.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Koreaboo Soompi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah