Waduh, China Ketahuan Bangun Pangkalan Militer di Natuna Utara, Bersiap untuk Perang?

- 22 Februari 2021, 11:40 WIB
Pembangunan Pangkalan Militer di Laut Natuna Utara oleh China. Perbandingan lokasi pada 2020 (kiri) dan Februari 2021 (kanan).
Pembangunan Pangkalan Militer di Laut Natuna Utara oleh China. Perbandingan lokasi pada 2020 (kiri) dan Februari 2021 (kanan). /Simularity via tangkap layar News Australia/

SEPUTAR LAMPUNG - Keinginan Republik Rakyat China (RRC) untuk mengklaim Natuna Utara tampaknya makin agresif

Pasalnya, baru-baru ini citra satelit menangkap kemungkinan Negeri Panda ini sedang membangun pangkalan militer besar-besaran di Laut Natuna Utara.

Dilansir dari News Australia, Negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu tampak sedang membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan mereka.

Hal ini jelas memicu kontroversi bagi sejumlah pihak.

Baca Juga: Bikin Geger, Putri Saddam Hussein Muncul ke Publik dan Umumkan akan Jadi Politik Irak, Ikuti Jejak Sang Ayah?

Berdasarkan laporan dari perusahaan perangkat lunak geospasial Simularity, mereka menangkap tanda-tanda pembangunan infrastruktur seperti radar, antena, dan berbagai pendukung pangkalan militer di Mischief Reef.

Dilihat dari atas, pangkalan militer tersebut terlihat seperti terumbu karang berbentuk cincin.

Pangkalan militer tersebut terletak 250 kilometer dari Filipina, dan daratan tersebut telah dikendalikan China sejak 1995.

Gambar dari citra satelit menunjukkan adanya konstruksi di tujuh area antara Mei 2020 hingga Februari 2021.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 3 Halaman 119 120 122 124 Subtema 3 PB 1 Perkembangan Teknologi Komunikasi

Sebuah gambar yang tertanggal 7 Mei 2020 memperlihatkan dengan jelas plot ruang kosong, yang saat ini ditempati oleh struktur silinder selebar 16 meter yang diklaim Simularity sebagai struktur pemasangan antena.

Pada gambar lain juga menunjukkan adanya struktur beton dengan kubah bulat, yang tak lain adalah penutup cuaca untuk melindungi antena dan radar.

Simularity menyatakan bahwa kubah yang nampak tersebut adalah struktur radar tetap.

Dr Jay Batongbacal, Direktur Institute for Maritime Affairs Law of the Sea dari Universitas Filipina, mengatakan infrastruktur baru menunjukkan bahwa China sedang menggali di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Hari Ini Senin 22 Februari 2021: Comeback Mister, Hercai Season 3 dan Oh My Ghost

“Mereka pada dasarnya menambahkan peralatan lensa survei. Tampaknya radar sudah ada banyak di terumbu karang,” ujar Jay.

“Penambahan radar baru tampaknya menunjukkan bahwa China benar-benar memperluas kemampuan pulau buayan ini,” katanya menambahkan.

Tentu peristiwa seperti ini bukan kali pertama, China memang kerap memicu ketegangan di Mischief Reef.

Pada 2016 lalu, Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa Mischief Reef berada di zona ekonomi eksklusif Filipina.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Sinopsis Hercai, The Penthouse 2, Hingga Drakor River Where The Moon Rises Malam Ini

Jelas, hal ini membuat ketegangan di Laut Natuna Utara antara China dan negara-negara yang berada di perairan tersebut semakin meningkat.

Bahkan China tak ragu memperlihatkan keagresifannya dalam upaya merebut wilayah perairan Laut Natuna Utara yang selama ini disengketakan.

Selama ini China mengklaim kepemilikan perairan Laut Natuna Utara yang kaya akan sumber daya alamnya.

Namun klaim China atas Laut Natuna Utara dipatahkan oleh PBB berdasarkan undang-undang laut internasional atau United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS).

Baca Juga: Bocoran She Would Never Know Episode 11, Rowoon SF9 dan Won Jin Ah Tak Sungkan Bermesraan di Depan Umum!

Dilansir dari Pikiran Rakyat dalam artikel 'Tertangkap Citra Satelit, China Kepergok Dirikan Pangkalan Militer Besar di Laut Natuna Utara', China tetap tak bergeming dengan keputusan tersebut dan sedikit demi sedikit mulai melanggar batas yang ditetapkan.

Angkatan militer negeri tirai bambu tersebut bahkan mengerahkan pasukannya untuk selalu berlatih demi berjaga-jaga jika suatu saat terjadi peperangan.

Belum lagi China baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang memperbolehkan penjaga laut mengambil aksi maupun menembaki kapal asing yang berani menjamah wilayahnya.

Selain itu, China disebut telah memperbanyak peralatan canggih untuk mendukung kekuatan militer mereka.***(Nopsi Marga/Pikiran Rakyat)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x