Rencana Dimakamkan pada Senin 13 Juni 2022, Begini Kondisi Tubuh Eril saat Ditemukan di Bendungan Engehalde

10 Juni 2022, 06:15 WIB
Bendungan Engehalde, lokasi ditemukannya jasad Eril, putra Ridwan Kamil. /Youtube.com/@bayu wiro

SEPUTARLAMPUNG.COM - Jenazah Eril atau Emmeril Kahn akhirnya ditemukan di bendungan Engehalde, Sungai Aare, Swiss setelah hilang selama hampir 2 pekan sejak 26 Mei 2022.

Rencananya, jenazah Eril akan dimakamkan pada hari Senin, 13 Juni 2022. Bagaimana dengan kondisi tubuhnya saat ditemukan?

Putra sulung dari Ridwan Kamil dikabarkan hilang akibat terseret arus di Sungai Aare, Bern, Swiss pada tanggal 26 Mei 2022.

Lamanya pencairan Eril hampir selama 12 hari yang akhirnya kepolisian Bern melaporkan bahwa jasad pria yang sudah ditemukan pada cekungan di Bendungan Engehalden adalah benar Eril.

Baca Juga: Jenazah Eril Ditemukan di Bendungan Engehalde, Ridwan Kamil Serukan Takbir

"Seorang pria tak bernyawa ditemukan di dalam air di bendung Engehalde di Bern pada Rabu, 8 Juni 2022 pagi," dikutip dari 20min.

Jenazah tersebut dideteksi sebagai warga negara Indonesia atau WNI telah dipastikan adalah putra Ridwan Kamil yang hilang di Sungai Aare, Swiss melalui tes DNA.

Hasil tes DNA menunjukkan jasad yang ditemukan ternyata benar adalah almarhum Eril.

Dilihat dari postingan Instagramnya Atalia menunjukkan bahwa tes DNA yang dilakukannya itu sama dengan almarhum anaknya yaitu Eril.

Kronologi pencarian Eril sendiri telah dilakukan secara intensif sejak ia dinyatakan hilang.

Baca Juga: Buka pip.kemdikbud.go.id, Dana PIP Rp450 Ribu Telah Ditransfer ke Siswa SD, Apakah Kamu Termasuk?

Berikut ini kronologi pencarian Eril dari tanggal 26 Mei hingga 3 Juni 2022, yaitu:

Tanggal 26 Mei 2022

- Eril terseret arus sungai yang cukup deras
- KBRI BERN koordinasi dengan Polisi Swiss jalur darurat Swiss dan rumah sakit
- Pencarian hari pertama belum berhasil

Tanggal 27 Mei 2022

- Proses pencarian dilanjutkan
- Area penyisiran diperluas
- Hasil pencarian masi nihil

Tanggal 28 Mei 2022

- Menyusuri sungai dan menggunakan drone
- Lokasi pencarian diperluas sejauh 17 km dari jembatan Tiefenau hingga pintu air Wohlensee
- Pencarian difokuskan di dua pintu air Schwellenmaetelli dan Engehalde

Baca Juga: Pengumuman Hasil UTBK SBMPTN 2022: Ini Jadwal Resmi dari LTMPT, Cara Cek, dan Link untuk Cek Hasilnya

Tanggal 29 Mei 2022

- Pencarian memakai sensor deteksi kedalaman 3 meter
- Pencarian terkendala air keruh dari partikel lelehan salju
- Masih belum juga menemukan hasil

Tanggal 30 Mei 2022

- Pencarian di Eichhlolz hingga Wohlensee fokus kembali di pintu air Schwelenmaetelli dan Engehalde
- Hasil masih nihil

Tanggal 31 Mei 2022

- Operasi pencarian melibatkan warga lokal dan komunitas di sepanjang bantaran sungai
- Ridwan Kamil dan Atalia melakukan usaha mandiri untuk cek langsung di titik-titik potensial di sungai

Tanggal 1 Juni 2022

- Operasi pencarian masih di lokasi yang sama
- Keluarga Eril ikut menyusuri tepian sungai untuk bantu pencarian
- Kepala protokol kemlu Swiss berjanji ke Ridwan Kamil akan terus memantau perkembangan pencarian Eril

Baca Juga: FINAL! Inilah Nama-nama Peserta Lolos Hasil TKD dan Core Values Rekrutmen Bersama BUMN 2022, Cek di Link Ini

Tanggal 2 Juni 2022

- Area pencarian di Marzili hingga Engehalde namun penyelam tidak bisa dikerahkan karena derasnya arus sungai

- Ridwan Kamil dan keluarga kembali ke Indonesia operasi pencarian dilanjutkan oleh perwakilan keluarga

Tanggal 3 Juni 2022

- Pencarian dilanjutkan dengan tambahan dukungan anjing pelacak

Proses pencarian Eril dilakukan semaksimal mungkin hingga melibatkan drone, perahu, penyelam, dan anjing polisi.

Namun, bagaimana dengan kondisi tubuhnya saat ditemukan?

Media dari Swiss, hanya melaporkan bahwa jasad yang ditemukan dipastikan tewas dan tidak menjelaskan bagaimana keadaan jasad saat ditemukan.

Namun, tubuh manusia sendiri akan membusuk 48 jam setelah kematian.

Untuk pembusukan di dalam air akan berlangsung lebih lama dibandingkan di daratan.

Karena salah satu yang yang membedakan yaitu perbedaan suhu yang lebih dingin.

Dalam suhu yang dingin mengakibatkan mikroorganisme yang berada dalam tubuh akan bergerak lebih lambat saat temperatur rendah.

Disimpulkan dari hal tersebut membuat proses pembusukan atau dekomposisi berjalan lambat pada mayat yang sudah meninggal karena tenggelam.***

Editor: Ririn Handayani

Tags

Terkini

Terpopuler