"Kalau yang bisa dikontrol adalah gaya hidup, sementara yang tidak bisa dikontrol ya usia atau misalnya ras, ras kulit hitam jauh lebih berisiko dibanding ras kulit putih," ujar dr. Mursyid.
Dokter Mursyid menjelaskan, pembuluh sejatinya memiliki titik lemah yang pada waktu tertentu bisa meningkat. Ketika terdapat pembekuan pada darah, maka darah bisa keluar dari pembuluh darah lemah tersebut dan mengganggu fungsi otak.
Dalam penjelasannya, dr. Mursyid juga mengingatkan masyarakat untuk bisa mengenali tanda-tanda penyakit stroke melalui metode FAST (wajah terkulai, tangan lemah, sulit bicara, panggil bantuan).
Tanda pertama: wajah terkulai, yaitu wajah seseorang akan terlihat tidak simetris.
Tanda kedua: lemahnya satu sisi tangan yang terjadi dengan cara tiba-tiba.
Tanda ketiga: penderita yang terindikasi stroke akan cenderung sulit berbicara, berbicara tidak jelas atau bahkan cadel.
Dokter Mursyid mengimbau masyarakat untuk segera ke rumah sakit apabila mengalami ketiga tanda tersebut. Sehingga pasien stroke mendapatkan penanganan yang optimal.
“Jadi, kalau terjadi stroke segera bawa ke rumah sakit. Apapun, kapanpun, jangan menunggu sesuatu. Kenali gejalanya, kalau ada seperti itu pergi ke UGD rumah sakit. Makin cepat ditangani, makin baik hasilnya,” tegasnya.
Namun, terkait kondisi Tukul Arwana saat ini, pihak RS PON menolak memberikan penjelasan rinci karena terkait dengan kode etik kedokteran.