Awalnya, Putra Siregar ingin proses persalinan dilakukan secara normal.
“Karena saya dan istri punya komitmen untuk lahiran ingin selalu dengan cara normal, Tapi, mengingat kondisi berbeda, air ketuban sudah pecah duluan sebelum waktu yang ditentukan,” ujar Putra Siregar.
“Dan tidak adanya kontraksi dari bayi, tidak mau ambil resiko induksi dan sangat berbahaya apabila membiarkan 1x24 jam ketuban pecah tapi belum proses persalinan,” tutur Putra Siregar.
Mencegah calon anaknya dalam bahaya karena pecah air ketuban, akhirnya proses persalinan Septia Siregar dilakuan dengan cara operasi.
“Seharian sangat panik, bergelut dengan waktu, takut air ketubannya habis dan bayinya bisa infeksi,” kata Putra Siregar.
“Dalam kondisi tersebut kekuatan doa memang luar biasa dan dahsyat , Papi bernazar apabila anak dan istri Papi selamat dan dalam keadaan sehat papi mau membantu biaya 100 Ibu-ibu yang saat ini sedang mengandung untuk biaya persalinan,” ujarnya.
Latar belakang Putra Siregar ingin membantu biaya proses persalinan 100 ibu hamil tersebut terkait dengan biaya persalinan di tengah pandemi Covid-19 kali ini.
“Karena papi merasakan lumayan biaya persalinan di situasi Covid-19 ini, selain cari uang susah, sekarang juga ada biaya PCR namanya,” ucap Putra Siregar.